Ponsel telah mengalami perkembangan pesat yang mungkin tidak mampu dibayangkan oleh orang pada masa sepuluh tahun yang lalu. Tidak hanya sekedar berkomunikasi suara atau SMS saja tetapi mulai dari akses internet, transfer data atau download, video call, kamera, MP3/MP4 player bahkan perangkat GPS telah disematkan.
Berkaitan dengan kamera, ponsel bahkan telah menyematkan kamera beresolusi tinggi hingga besaran 12 Megapiksel. Kemampuannya terbilang beragam. Tidak sekedar memiliki ‘autofocus’, kamera pada ponsel dapat ditambahkan sejumlah perangkat tambahan, semisal teleskop ataupun kemampuan melihat dalam gelap (night mode).
Fitur Night mode lahir hampir bersamaan dengan hadirnya kamera di ponsel itu sendiri. Namun kinerjanya masih sangat sederhana dan belum dapat benar-benar diandalkan.
Perkembangan selanjutnya diharapkan fitur Night Mode pada kamera dapat terintegrasi dengan teknologi Night Vision yang sudah diterapkan oleh militer. Dengannya, Anda dapat melihat seseorang dari jarak 183 meter dalam kegelapan malam. Menarik bukan?
Tapi apakah mungkin sebuah ponsel disuntikkan kemampuan seperti itu? Sebelum jauh melangkah, Anda harus tahu prinsip kerja dari Night Vision lebih dahulu.
Teknologi Night Vision
Sebuah perangkat ‘night vision’ sebenarnya bekerja dengan 2 cara yang berbeda tergantung teknologi yang digunakan. Pertama, dengan memperkuat gambar. Cara ini bekerja dengan mengumpulkan sejumlah kecil cahaya, termasuk sepotong spektrum cahaya infrared yang tertangkap, yang ada tetapi mungkin tidak terlihat oleh mata biasa, kemudian memperkuatnya sehingga gambar tersebut dapat dilihat dengan mudah.
Kedua, dengan sistem pemanasan gambar. Teknologi ini beroperasi dengan menangkap bagian tertinggi dari spektrum cahaya infrared, yang dipancarkan oleh objek yang digambarkan sebagai cahaya. Objek yang lebih panas seperti panas tubuh manusia, memancarkan lebih banyak cahaya dibandingkan objek yang lebih dingin seperti pohon atau bangunan.
Cahaya Infrared
Untuk memahami apa itu ‘night vision’, sangatlah penting utnuk memahami apa itu cahaya. Sejumlah energi yang terdapat pada gelombang cahaya sebenarnya berhubungan dengan panjang gelombang. Semakin pendek panjang gelombang maka makin besar energi yang dikandungnya. Cahaya yang dapat dilihat, misalnya violet (lembayung) memiliki energi terbanyak dan merah yang paling sedikit. Berikut ini spektrum cahaya yang dapat dilihat pada spektrum infrared,
Cahaya infrared dapat dipilah menjadi tiga kategori:
1. Mendekati Infrared – merupakan cahaya yang dapat terlihat dengan panjang gelombang dari 0,7 hingga 1,3 mikron atau 700 billion hingga 1300 billion meter.
2. Pertengahan Infrared – merupakan cahaya dengan panjang gelombang dari 1,3 hingga 3 mikron. Kedua tipe ini digunakan oleh bermacam perangkat elektronik termasuk ‘remote control’.
3. Infrared Thermal – merupakan cahaya yang menempati bagian terbesar dari spektrum infrared dengan panjang gelombang 3 mikron hingga 30 mikron.
Perbedaan utama antara infrared thermal dan dua yang lainnya bahwa infrared thermal dipancarkan dari sebuah objek dan tidak merefleksikannya kembali. Cahaya infrared memancar dari sebuah objek sebenarnya berkaitan dengan apa yang disebut level atomik. Level atomik merupakan seberapa besar jumlah atom pada sebuah cahaya.
Berkaitan dengan perangkat ‘night vision’, cahaya infrared yang digunakan pada perangkat tersebut bekerja dengan dua cara yaitu ‘thermal imaging’ (berdasarkan panas dari image yang tertangkap) dan ‘image enhancement’ (memperkuat image yang tertangkap).
Image Enhancement
Teknologi ‘image-enhancement’ merupakan teknologi yang banyak disangkakan orang bila kita berbicara tentang ‘night vision’. Sistem ‘image-enhancement’ ini biasa disebut sebagai ‘night-vision devices’ (NVDs). NVD didasarkan pada sebuah tube khusus yang dinamakan ‘image-intensifier tube’ (tube penguat image), yang mengumpulkan dan memperbesar cahaya infrared dan cahaya yang tampak.
Tube penguat gambar merubah photon menjadi elektron dan kembali lagi
Adapun cara kerja ‘image enhancement’ adalah:
Sebuah lensa konvensional (lensa objek) menangkap cahaya sekitar dan beberapa cahaya infrared terdekat.
Kesemua cahaya dikirimkan ke ‘image-intensifier tube’. Kebanyakan perangkat NVDs, memiliki sumber energi dari dua buah baterai N-Cell atau baterai "AA". Tube akan menghasilkan tegangan tinggi sekitar 5.000 volts yang dikirimkan ke komponen ‘image-tube’.
Tube penguat image memiliki photokatoda’, yang digunakan untuk mengubah energi cahaya photon menjadi elektron.
Kemudian elektron melewati tube tersebut, elektron serupa juga dilepas dari atom yang berada di sekitar tube melewati sebuah wadah yang disebut ‘microchannel’ (MCP). MCP adalah piringan kaca kecil yang memiliki jutaan lubang mikroskopik didalamnya. Ketika elektron dari photokatoda menabrak elektroda pertama pada MCP, terjadi akselerasi pada kaca ‘microchannel’ dengan semburan tegangan 5000 Volt yang dikirimkan pada tiap pasang elektroda. Elektron asli bertabrakan pada tiap sisi ‘channel’, sehingga atom-atom dan elektron lainnya terlepasan. Elektron baru hasil tabrakan tadi juga bertabrakan dengan atom lainnya sehingga menciptakan reaksi berantai sehingga elektron tadi meninggalkan ‘channel’. Microchannel yang ada pada MCP dibuat dengan sudut yang rendah (dengan bias 5 sampai 8 derajat) untuk memastikan tabrakan elektron sehingga menghasilkan kilas balik ion dan cahaya langsung dari phospor.
Diakhir tube penguat, elektron menghantam layar yang dilapisi dengan phospor. Elektron ini mempertahankan posisinya sehingga menghasilkan image sempurna ketika elektron berada pada tengah yang sama dengan photon aslinya. Phospor ini menciptakan image hijau pada layar yang menjadi karakteristik dari perangkat ‘night vision’.
Gambaran dari phospor hijau dilihat melalui lensa lain yang dinamakan ‘lensa okular’, yang memungkinkan untuk diperbesar dan membuat gambar menjadi lebih fokus. NVD tersebut bisa saja disambungkan dengan sebuah perangkat tampilan elektronik seperti layar monitor atau image dilihat langsung pada lensa okular.
Sistem penyuplai tenaga otomatis memungkinkan tegangan photokatoda melakukan on/off secara otomatis. Dengan cara demikian memungkinkan NVD merespon perubahan kondisi pencahayaan secara instan. Ini merupakan sistem pengembangan dari NVD yang memungkinkan pengguna NVD untuk cepat bergerak dari lingkungan dengan pencahayaan kuat ke pencahayaan rendah atau sebaliknya. Dan saat ini perangkat yang menggunakan NVD sudah beragam bahkan kamera digital dapat ditambahkan NVD.
Nah, bila sebuah perangkat ‘night vision’ dapat dibuat menjadi lebih kecil maka ada kemungkinan ponsel akan disematkan perangkat ini.
Sumber : http://www.tabloidpulsa.co.id/news/48-news/382-cara-kerja-night-vision
0 komentar:
Posting Komentar